Saturday, March 3, 2012

IIPAC, Lembaga Lobi Zionis di Indonesia

Artawijaya
Penulis Buku "Jaringan Yahudi Internasional di Nusantara"

Didirikan oleh para kader Gus Dur, IIPAC berusaha menjadi lembaga lobi Israel-Indonesia yang bergerak secara terbuka. Sebagai pancingan untuk memprovokasi umat Islam, atau bagian dari upaya mengecoh perhatian dari makar rahasia Yahudi lainnya di Indonesia yang bergerak diam-diam?

Jika di Amerika ada lembaga lobi Yahudi The American Israel Public Affair Comitte (AIPAC) yang sangat berperan penting dalam menyetir kebijakan politik dan menentukan Amerika,  maka di Indonesia pada Jumat, 29 Januari 2010, bertempat di sebuah tempat di Jakarta, sebuah  lembaga swadaya masyarakat bernama Komite Urusa Publik Indonesia-Israel (The Indonesia Israel Public Affair Comitte- IIPAC) dirilis ke publik. Sebelumnya, delapan tahun lalu, tepatnya 21 Januari 2002, IIPAC sudah resmi didirikan dan memiliki akta notaris yang dikeluarkan oleh kantor notaris Nirmawati Marcia, SH di Jakarta.

Acara launching lembaga yang akan mengurusi kepentingan lobi bisnis dan politik Israel di Indonesia tersebut terkesan diam-diam. Maklum, selain berisiko mendapat reaksi keras umat Islam, sikap resmi pemerintah Indonesia yang sampai detik ini menolak segala hubungan diplomatik dan menentang keras penjajahan yang dilakukan negeri Zionis tersebut terhadap tanah kaum muslimin di Palestina, juga bisa bisa menjadi batu sandungan berdirinya lembaga kaki tangan Israel tersebut.

Setidaknya, ada dua situs berita milik media nasional yang memuat berita launching IIPAC di Jakarta awal tahun 2010 lalu. Pertama, situs Tempointeraktif.com milik Majalah Tempo. Kedua, situs milik surat kabar nasional berbahasa Inggris The Jakarta Post, sebuah  media massa nasional yang kerap kali membangun opini agar Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Meski merilis berita acara launching tersebut, kedua situs berita ini tidak memuat dimana lokasi acara itu. Bahkan, kedua media massa itu hanya menyebutkan bahwa IIPAC berkantor di sebuah wilayah di Jakarta Selatan.

Dalam Surat Keterangan Domisili IIPAC tertanggal 25 Agustus 2010, yang ditandatangani oleh Kepala Desa Taman Sari, Hadi Supeno dan Direktur Eksekutif IIPAC, Benjamin Ketang, disebutkan bahwa lembaga ini beralamat di Jalan Imam Bonjol No. 08, Krajan Taman Sari, Rt. 003/04, Taman Sari, Wuluhan, Kab. Jember, Jawa Timur, 61862. Entah, apakah kepala desa tersebut paham tentang bahayanya kiprah lembaga ini, atau memang tak tahu sama sekali, sehingga bisa dengan mudah mengeluarkan surat keterangan domisili tersebut.

Ibarat menantang badai, Direktur Eksekutif IIPAC, Benjamin Ketang mengaku siap dengan segala risiko yang bakal dihadapi terkait berdirinya lembaga ini. Pada acara launching, Ketang dengan percaya diri mengatakan, ”Nggak masalah, kita siap!” Bahkan, saat diwawancara oleh wartawan Suara Hidayatullah November silam, Ketang dengan bangganya mengakui keberadaan IIPAC. Namanya pun kerap menjadi narasumber dalam berita-berita terkait lobi bisnis Yahudi di Indonesia. Ketang bahkan terang-terangan mengatakan, IIPAC yang didirikannya akan membangun hubungan dengan AIPAC dan Australia Jewish Comitte.

Dalam akta notaris IIPAC, disebutkan tujuan dari lembaga tersebut, yaitu: ”IIPAC mempunyai tujuan untuk menyelenggarakan kerjasama dengan lembaga-lembaga Israel, Yahudi internasional dan melindungi hak-hak warga Yahudi dan keturunan Yahudi di Indonesia serta memajukan kerjasama bisnis, investasi, IT, dan pendidikan tinggi dengan universitas di seluruh dunia.”

Siapa di Balik IIPAC?


Dalam akta pendirian yang ditetapkan di Jakarta, 21 Januari 2002, dan dicatat serta didaftarkan dalam buku daftar nomor 01/D/2010 tertanggal 15 Februari 2010 yang ditandatangani oleh notaris Nirmawati Marcia, SH, tertera nama-nama pendiri IIPAC, yaitu:

1. Nama                          : Benjamin Ketang
   Tempat/Tanggal Lahir    : Jember, 22 September 1972
   Alamat                         : Dusun Krajan RT. 03/04, Desa Taman Sari, Wuluhan, Jember,  Jawa Timur

2.  Nama                           : Mr. Sakata Barus
     Tempat/Tanggal Lahir    : Medan, 16 Agustus 1950
     Alamat                         : Jl. Bhineka RT. 04/02 Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan

                                                      
3. Nama                          : Mr. Hani Yahya Assegaf alias Hans Sagov
   Tempat/Tanggal Lahir    : Jakarta, 1 Maret 1976
   Alamat                         : Jl. H. Murtadho XV, RT. 04/06 Paseban, Senen, Jakarta Pusat

4. Nama                           : Mr. Y. Gatot Prihandono, S.SI
    Tempat/Tanggal Lahir    : Semarang, 1 Agustus 1986
    Alamat                         : Jl. Pesona Blok B No. 102, RT. 06/01 Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur
 
Diantara nama-nama pendiri IIPAC tersebut, Benjamín Ketang-lah yang secara konfrontatif sering muncul dan memberikan pernyataan ke Publik. Benjamín Ketang yang bernama asli Nurhamid Ketang berasal dari keluarga berlatarbelakang nahdhiyyin yang tinggal di sebuah dusun di Jember, Jawa Timur. Saat masih menjadi mahasiswa, Ketang aktif di Barisan Muda Nahdlatul Ulama (BM-NU) dan Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Ia juga menjalin hubungan yang erat dengan mendiang Gus Dur. Pada tahun 2002 lalu, Ketang dan kawan-kawan di Barisan Muda NU sempat membuat petinggi NU gusar, akibat pemberitaan yang menyebutkan bahwa BM-NU akan mengundang Menlu Israel, Shimon Perez, dalam acara silaturrahim dan diskusi nasional bertajuk "Grand Design Nahdhatul Ulama (NU) antara Kultural dan Kepentingan Global."

Karena kedekatannya Gus Dur itulah, Ketang kemudian bisa mengambil program magister dalam bidang Jewish Civilization (Peradaban Yahudi) di The Hebrew University of Jerusalem Rothbergh International School, dan mendapat ijasah Master of Art pada 28 Juli 2006. Di kampus tersebut, Ketang mempelajari beberapa mata kuliah, diantaranya; Judaism, Historical Geography of Jerusalem, Ancient Israel, dan The Military and Military in Israeli Society. Ketang lulus dari Hebrew University dengan predikat sangat memuaskan (very satisfactory).

Selain di IIPAC, Ketang yang sampai saat ini bermukim di Jember juga aktif di berbagai lembaga dan perusahaan. Ia tercatat sebagai Direktur Eksektufif PT. Bumi Riau Kencana (sebuah perusahaan investasi Yahudi di Indonesia), konsultan independent untuk strategi kampanye dan media analisis Partai Demokrat (2004), dan lain-lain. Ia juga terlibat aktif dalam acara-acara internasional yang diselenggarakan kelompok Yahudi, baik di Singapura maupun di Israel.

Aktivis Forum Umat Islam, Munarman,  menyatakan bahwa Ketang tak lain adalah agen Mossad yang dikader oleh untuk membangun jaringan dan lobi-lobi di Indonesia. ”Dia jelas agen Mossad, nggak perlu diragukan lagi,” katanya saat berbincang dengan penulis. Lantas, mengapa Ketang begitu frontal memproklamirkan dirinya sebagai direktur sebuah lembaga lobi Yahudi di Indonesia? Munarman menegaskan, ada pihak-pihak yang siap membekingi Ketang jika terjadi sesuatu dengan dirinya, termasuk beking dari media massa yang siap mem-blow-up. Yang jelas, kata Munarman, orang seperti Ketang sengaja dimunculkan ke permukaaan, sementara yang lainnya bergerak secara diam-diam, underground, sehingga menjadi bom waktu yang sangat membahayakan. []

sumber : http://www.suara-islam.com/news/kajian-dan-dakwah/freemasonry/1668-iipac-lembaga-lobi-zionis-di-indonesia

1 comment:

  1. hanny yahya assegaf udah di pecat secara resmi oleh lembaga yahudi dunia.

    ReplyDelete